Times.My.ID

lisensi

Advertisement

Advertisement
Andi Iswanto
07/06/2019, 3:03 PM WIB
Last Updated 2024-09-08T02:08:30Z
Catatan

Indahnya Kebersamaan dalam Balutan Idul Fitri

Advertisement
iklan

L
ima juni dua ribu sembilan belas atau tepatnya Satu syawal seribu empat ratus empat puluh hijriah, Seluruh umat islam diseluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri, dimana sebelumnya selama 30 hari penuh menjalankan ibadah puasa yang merupakan salah satu dalam rukun islam.

Di Indonesia, khususnya didaerah kelahiran saya, idul fitri merupakan momen kebahagiaan, bukan hanya bagi yang telah menjalankan ibadah puasa, bagi yang tidak menjalankan puasa pun ikut menikmati perayaan hari besar umat islam ini.

Mulai dari persiapan menghias rumah, mengganti perabot yang baru-baru hingga menyediakan kue kering bertoples-toples hingga kue basah berloyang-loyang dan yang pasti untuk ditunggu adalah Tunjangan Hari Raya (THR) yang merupakan bentuk penghargaan dalam satu tahun dan paling dinanti anak-anak yang berkunjung ke rumah-rumah.

Hal yang paling fenomenal di Indonesia saat memasuki hari raya dan tradisi musiman ialah tradisi mudik. Mudik merupakan sarana bagi masyarakat yang mencari nafkah diluar kota jauh dari tempat tinggalnya untuk mengadu nasib dan kembali ke kampung halaman setiap tahun, karena momen hari raya idul fitri atau juga biasa disebut lebaran ini merupakan momen untuk bisa libur panjang dan pulang ke kampung halaman.

Disaat hari yang ditunggu telah tiba, gema takbir berkumandang, lepas puasa dihari terakhir semua bergembira. Pagi hari semua bersiap menjalankan ibadah sholat ied, setelahnya berkeliling bersilaturahim ke tetangga, saudara jauh dekat didatangi hingga kumpul reuni bersama teman-teman sekolah.

Ya, Idul Fitri adalah salah satu cara terindah dan menyatukan kebersamaan, berbagi, dan saling memaafkan antara sesama manusia. Selamat hari lebaran.(*)